SELAMAT DATANG DI KOMUNITAS AGENPOS INDONESIA WILAYAH SUMATERA SELATAN

Sabtu, 26 Mei 2018

Pemberian reward untuk Oranger Terbaik Regional 3 Sumbagsel-Babel




Kamis, 26 April 2018

Perangko Yang Pernah Dicetak

Untuk melihat Perangko-Perangko yang pernah di cetak oleh Kantor Pos Silahkan Anda klik link di bawah ini :

https://id.pinterest.com/pin/493073859182077203/

Jumat, 30 Maret 2018

FEE 10 BESAR AGEN POSPAY WIL SUMSEL

POSISI 10 BESAR PENDAPATAN AGEN POSPAY


Dapatkan Gratis Kertas Resi Sebanyak 1 Dus yang berisi 8000 lembar dengan
meningkatkan transaksi 1500 trasaksi perbulan selama 4 bulan berturut turut

Sumber : http://www.pospay-palembang.web.id/

Rabu, 28 Maret 2018

Sejarah Perangko Pertama yang ada di Indonesia

Sejarah Perangko Pertama yang ada di Indonesia.



Perangko merupakan benda berharga yang fungsi utamanya sebagai biaya pengiriman surat - menyurat. Perangko jaman dulu juga sebagai wahana untuk menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan. Sejarah sebelum Sebelum perangko tercipta, pelunasan biaya pengiriman surat menyurat dilakukan dengan cara membayar sejumlah uang tunai yang cara pembayaranya dilakukan secara tunai dengan membayar terlebih dahulu oleh si pengirim surat atau ada pula yang harus dibayar oleh si penerima alamat. gambar Sejarah Perangko Pertama yang ada di Indonesia Taukah Anda bahwa sejarah Perangko pertama yaitu diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840 yakni perangko Penny Black, setelah itu berkembang ke beberapa negara termasuk juga ke Indonesia. Mengingat banyaknya lalu lintas surat antara Negeri Belanda dengan negara jajahannya yang utama saat itu, yaitu Ned Indie (sekarang Indonesia), akhirnya diterbitkan perangko pertama Ned Indie pada tahun 1864 bergambar Raja Belanda waktu itu Willem III nilainya 10 cent. Dan Perangko Willem III inilah yang menjadi perangko pertama di negara Indonesia. Saat ini perangko Ned Indie pertama tersebut sudah menjadi barang langka yang berharga tinggi dan banyak dicari oleh para filatelis (kolektor perangko). Berdasarkan info bahwa Perangko pertama di indonesia Willem III harganya bisa mencapai sekitar Rp 2 miliar dan semakin lama harganya bisa saja semakin meningkat. Demikian semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

sumber : http://www.indonesiacayo.com/2017/07/sejarah-perangko-pertama-yang-ada-di.html

Senin, 12 Maret 2018

HASIL RAPAT 10 MARET 2018

Mungkin Rapat kali ini menurut saya merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat oleh Kantor Pos Indonesia dalam periode 1 tahun ke depan, ada wacana-wacana yang mungkin akan diterapkan terutama pengembangan sistem mobile dalam percepatan dan pendekatan kepada customer melalui para Pengelola AgenPos di Wilayah Sumbagsel. Rapat yang seharusnya di mulai jam 9.00 harus mundur karena para Pengelola AgenPos banyak yang terlambat dikarena hujan dan kemacetan yg harus dihadapi di tengah pembangunan LRT yang masih terus dikerjakan untuk memenuhi deadline Asian Games yang tinggal menunggu bulan saja.

Opening Statement di mulai dari Kepala Kantor Pos Palembang Merdeka Bpk. Eko Sumaryanto, Bpk. Yusuf Aljufrie sebagai Ketua Komunitas AgenPos Wil. Sumsel. Kepala Regional III Sumbagsel & Babel PT Pos Indonesia (Persero) Bpk. Iwan Gunawan dalam opening statement juga memberikan suatu wacana angin segar kepada para pengelola AgenPos dalam pengelolaannya yaitu memberikan penambahan jam layanan dan bahkan memberikan kemungkinan pengelolaan lanjutan dari KCP yang layanannya terbatas.

Pada sesi strategi bisnis mengenai cara pengelolaan agenpos agar menjadi pemenang dalam pertarungan bisnis terhadap bisnis-bisnis sejenis dengan kantor pos, penjelasan tersebut dibawakan oleh Bpk. DNP Mahendratenaya (dipanggil Pak Dewa) sebagai Deputi Bisnis Keuangan Retail & Properti Kantor Pos Indonesia.

Di sesi penjelasan tentang penggunaan M-AgenPos di bawakan oleh Bpk. Sapta yang menjelaskan penggunaan Mobile Phone yang selama ini banyak digunakan orang sebagai salah satu bisnis mobile yang dapat digunakan para pengelola AgenPos dalam mendekati para nasabah di wilayahnya.
Setelah sesi tanya jawab para pengelola AgenPos juga memberikan tampilan website agenpos agar tercipta kedekatan sesama agenpos selain media yang selama ini kita lakukan yaitu Whatsup (WA).
Kita harapkan hubungan dan kedekatan PT Pos Indonesia Wilayah Sumatera Selatan terhadap mitranya yaitu para Pengelola AgenPos semakin mesra dan terus terjalin.
Bpk Yusuf Aljulfri Ketua Komunitas AgenPos menjelaskan permasalah2an yang dihadapi para pengelola AgenPos

Bpk. Iwan Gunawan sebagai Kepala Regional III Sumbagsel & Babel PT. Pos Indonesia (Persero)
memberikan opening statement


Bpk. Dewa sebagai Deputi Bisnis Keuangan Retail & Properti memberikan penjelasan tentang strategi bisnis

Bpk. Sapta dalam memberikan paparan tentang M-AgenPos


Foto-foto dulu Ah....
Bpk. Eko Sumaryanto (Kepala Kantor Pos Palembang), ini lagi nyimak cak nyo ^_^


Bpk Iwan lagi menanyakan tentang tampilan fitur pada website Komunitas AgenPos


Bpk. Dewa setia menjadi moderator dan juga menanggapi pertanyaan bersama saya tentunya ^_^

Kamis, 08 Maret 2018

SEJARAH POS INDONESIA


Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.
1746 - KANTORPOS PERTAMA
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.
1875 - POSTEN TELEGRAFDIENST
Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan status jawatan dengan nama POSTEN TELEGRAFDIENST.
1877 - Union Postale Universelle
Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle (UPU).
1945 - Hari Bakti POSTEL
Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL.
1965 - PN Pos dan Giro
Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).
1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro
Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.
1995 - PT. Pos Indonesia (Persero)
Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum. Pada tanggal 20 Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

cerita diatas dikutip dari : http://www.posindonesia.co.id/index.php/sejarah-pos/


Selasa, 06 Maret 2018

Undangan Rapat


Undangan Rapat harap di konfirmasi ulang lewat WA AgenPos at lewat Pak Syam. Thx